Bismillaahir rahmaanir rahiim
Assalaamu ‘alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatu
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا و مِنْ َسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
Innal hamdalillahi nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu wa na’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa mayyahdihillaahu falaa mudhillalahu wa mayyudhlilfalaa haadiyalahu
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
Allahumma sholli wa sallam ‘alaa muhammadin wa ‘alaa alihii wa ash haabihi wa man tabi’ahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
yaa ayyuhalladziina aamanuu ittaqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamuutunna ilaa wa antum muslimuun
فَاسْتبَقُِوا اْلخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونوُا يَأْتِ بِكُمُ اللهُ جَمِيعًا إِنَّ اللهَ عَلىَ كُلِّ شَئٍ قَدِيرٌ
Fastabiqul khairooti ayna maa takuunuu ya’ tinikumullahu jamii’an innallaaha ‘alaa kulli syaiin qodiiru
ammaa ba’du..
ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Pertama’’ kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita kesehatan,sehingga kita dapat hadir di sidang jumat kali ini, Semoga Allah Ta'ala selalu memberikan hidayah dan taufiq-Nya kepada kita semua.
Kultum kita hari ini adalah membahas Hukum Orang yang membaca Al-Qur’an tanpa Berwudlu sementara dia dalam kondisi tidak berwudhu, baik dibaca secara hafalan maupun dibaca dari mushhaf?
Seseorang boleh membaca al-Qur`an tanpa berwudhu bila bacaannya secara hafalan sebab tidak ada yang menghalangi Rasulullah membaca al-Qur`an selain kondisi junub. Beliau pernah membaca al-Qur`an dalam kondisi berwudhu dan tidak berwudhu.
Adapun terkait dengan mushhaf, maka tidak boleh bagi orang yang dalam kondisi berhadats untuk menyentuhnya, baik hadats kecil maupun hadats besar. Allah _ berfirman:
La aya massuhum illal mutohharuuun
Artinya : tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. (QS. al-Waqi'ah:Ayat 79)
Yakni orang-orang yang suci dari hadats, najis dan syirik.
Di dalam hadits Nabi yang dimuat di dalam surat beliau kepada pegawainya yang bernama Amar bin Hizam beliau menyebutkan :
la yamassul quraaana illa shoo hiruu
Artinya :
"Tidak boleh menyentuh al-Qur`an kecuali orang yang dalam kondisi suci." Hal ini merupakan kesepakatan para Imam kaum muslimin bahwa orang yang dalam kondisi berhadats kecil ataupun besar tidak boleh menyentuh mushhaf kecuali ditutup dengan pelapis, seperti mushhaf tersebut berada di dalam kotak atau kantong, atau dia menyentuhnya dilapisi baju atau lengan baju.
Mudah-mudahan kita dicukupkan dengan apa yang dicontohkan oleh sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para Shahabatnya Radhiallahu 'anhum. Hanya kepada Allah-lah kita menyembah dan memohon pertolongan. Akhir kata, Alhamdulillahi rabbil 'alamin.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatu.....
READ MORE- Contoh Khutbah Jumat Arab
Assalaamu ‘alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatu
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا و مِنْ َسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
Innal hamdalillahi nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu wa na’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa mayyahdihillaahu falaa mudhillalahu wa mayyudhlilfalaa haadiyalahu
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
Allahumma sholli wa sallam ‘alaa muhammadin wa ‘alaa alihii wa ash haabihi wa man tabi’ahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
yaa ayyuhalladziina aamanuu ittaqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamuutunna ilaa wa antum muslimuun
فَاسْتبَقُِوا اْلخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونوُا يَأْتِ بِكُمُ اللهُ جَمِيعًا إِنَّ اللهَ عَلىَ كُلِّ شَئٍ قَدِيرٌ
Fastabiqul khairooti ayna maa takuunuu ya’ tinikumullahu jamii’an innallaaha ‘alaa kulli syaiin qodiiru
ammaa ba’du..
ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Pertama’’ kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita kesehatan,sehingga kita dapat hadir di sidang jumat kali ini, Semoga Allah Ta'ala selalu memberikan hidayah dan taufiq-Nya kepada kita semua.
Kultum kita hari ini adalah membahas Hukum Orang yang membaca Al-Qur’an tanpa Berwudlu sementara dia dalam kondisi tidak berwudhu, baik dibaca secara hafalan maupun dibaca dari mushhaf?
Seseorang boleh membaca al-Qur`an tanpa berwudhu bila bacaannya secara hafalan sebab tidak ada yang menghalangi Rasulullah membaca al-Qur`an selain kondisi junub. Beliau pernah membaca al-Qur`an dalam kondisi berwudhu dan tidak berwudhu.
Adapun terkait dengan mushhaf, maka tidak boleh bagi orang yang dalam kondisi berhadats untuk menyentuhnya, baik hadats kecil maupun hadats besar. Allah _ berfirman:
La aya massuhum illal mutohharuuun
Artinya : tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. (QS. al-Waqi'ah:Ayat 79)
Yakni orang-orang yang suci dari hadats, najis dan syirik.
Di dalam hadits Nabi yang dimuat di dalam surat beliau kepada pegawainya yang bernama Amar bin Hizam beliau menyebutkan :
la yamassul quraaana illa shoo hiruu
Artinya :
"Tidak boleh menyentuh al-Qur`an kecuali orang yang dalam kondisi suci." Hal ini merupakan kesepakatan para Imam kaum muslimin bahwa orang yang dalam kondisi berhadats kecil ataupun besar tidak boleh menyentuh mushhaf kecuali ditutup dengan pelapis, seperti mushhaf tersebut berada di dalam kotak atau kantong, atau dia menyentuhnya dilapisi baju atau lengan baju.
Mudah-mudahan kita dicukupkan dengan apa yang dicontohkan oleh sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para Shahabatnya Radhiallahu 'anhum. Hanya kepada Allah-lah kita menyembah dan memohon pertolongan. Akhir kata, Alhamdulillahi rabbil 'alamin.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatu.....